I. Teori Kinetik Gas
Seperti yang telah diketahui fase zat ada tiga yaitu padat, cair dan gas. Udara merupakan contoh dari fase gas. Gas ideal merupakan kumpulan dari partikel-partikel suatu zat yang jaraknya cukup jauh dibandingkan dengan ukuran partikelnya. Partikel-partikel itu selalu bergerak secara acak ke segala arah. Pada saat partikel-partikel gas ideal itu bertumbukan antar partikel atau dengan dinding akan terjadi tumbukan lenting sempurna sehingga tidak terjadi kehilangan energi. Apa yang dinamakan gas monoatomik? Mono berarti satu atomik berarti atom. Jadi gas monoatomik berarti gas yang partikel-partikelnya berupa atom tunggal.
Sebagaimana telah diketahui bahwa gas terdiri dari partikel-partikel yang tersusun tidak teratur. Jarak antarpartikel relatif jauh sehingga gaya tarik antarpartikel sangat lemah. Partikel-partikel selalu bergerak dengan laju tinggi memenuhi tempatnya, sehingga pada saat terjadi tumbukan antarpartikel, gaya tarik tidak cukup kuat untuk menjaga partikel- artikelnya tetap dalam satu kesatuan.
Teori kinetik muncul dengan anggapan bahwa partikel-partikel gas selalu bergerak terus-menerus. Gas yang tersusun atas satu unsur atom disebut gas monoatomik. Semua unsur gas mulia (golongan VIII) merupakan gas monoatomik, yaitu helium (He), neon (Ne), radon (Rn), argon (Ar), kripton (Kr), dan xenon (Xe).
Helium dengan Ar = 4, digunakan dalam kapal, balon udara, dan penyelam. Neon dengan Ar = 20, digunakan untuk papan reklame neon dan cahaya fluoresen. Radon dengan Ar = 222, terbentuk dari hasil peluruhan radioaktif radium. Argon dengan Ar = 40, digunakan pada bohlam listrik dan tabung fluoresen. Kripton dengan Ar = 84, digunakan pada beberapa tabung laser, fluoresen, dan di dalam cahaya stroboskopik bandara. Xenon dengan Ar = 131, digunakan untuk mengisi tabung fluoresen dan bohlam.
Pada bab ini, pembahasan dibatasi pada gas ideal, yaitu gas yang mempunyai sifat-sifat yang sama pada kondisi yang sama. Dalam kondisi riil, gas yang berada pada
TEORI KINETIK GAS
tekanan rendah dan jauh dari titik cair, dianggap mempunyai sifat-sifat seperti gas ideal. Persamaan-persamaan tentang gas ideal adalah Hukum Boyle, Hukum Gay Lussac, Hukum Boyle-Gay Lussac, dan persamaan gas ideal. Kita juga akan membahas mengenai tekanan, suhu, dan energi kinetik yang dikaitkan dengan tingkah laku partikel gas. Dalam pembahasannya, tidak mungkin melakukan perhitungan untuk setiap partikel, melainkan sifat gas secara keseluruhan sebagai hasil ratarata dari partikel-partikel penyusun gas. Gas ideal adalah gas yang memenuhi anggapan-anggapan berikut ini:
1. Gas terdiri atas partikel-partikel yang sangat kecil yang disebut molekul.
2. Semua molekul gas berada dalam keadaan stabil dan identik dengan yang lainnya.
3. Molekul gas merupakan bola kecil yang keras (diameter sekitar 3 X 10-10 m) sehingga jika bertumbukan dengan partikel lain atau dinding, tumbukannya terjadi secara lenting sempurna. Tumbukan lenting sempurna disebut juga tumbukan elastis. Pada peristiwa ini berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan hukum kekekalan momentum (jika dua benda bertumbukan maka besar pengurangan momentum pada satu benda akan bernilai sama dengan peningkatan momentum pada benda lain).
4. Molekul gas bergerak dengan arah yang lurus dan laju yang bervariasi (acak).
5. Molekul gas tidak melakukan interaksi dengan molekul lain, kecuali pada saat terjadi tumbukan. Dengan demikian, tidak ada gaya tarik-menarik antar molekul. Jika molekul gas ini menabrak dinding wadahnya, molekul akan memindahkan momentum yang muncul dalam bentuk tekanan gas.
6. Molekul gas bergerak mengikuti hukum Newton tentang gerak Hokum Newton yang berlaku yakni Hukum II newton yang berbunyi “ semakin besar percepatan (a) maka gaya yg diberikan pada benda bermasa (m) akan semakin besar pula”
7. Energi kinetik rata-rata molekul gas sebanding dengan suhu mutlaknya 8. Pada suhu tertentu, molekul semua gas mempunyai energy kinetic yang sama.
1. Gas terdiri atas partikel-partikel yang sangat kecil yang disebut molekul.
2. Semua molekul gas berada dalam keadaan stabil dan identik dengan yang lainnya.
3. Molekul gas merupakan bola kecil yang keras (diameter sekitar 3 X 10-10 m) sehingga jika bertumbukan dengan partikel lain atau dinding, tumbukannya terjadi secara lenting sempurna. Tumbukan lenting sempurna disebut juga tumbukan elastis. Pada peristiwa ini berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan hukum kekekalan momentum (jika dua benda bertumbukan maka besar pengurangan momentum pada satu benda akan bernilai sama dengan peningkatan momentum pada benda lain).
4. Molekul gas bergerak dengan arah yang lurus dan laju yang bervariasi (acak).
5. Molekul gas tidak melakukan interaksi dengan molekul lain, kecuali pada saat terjadi tumbukan. Dengan demikian, tidak ada gaya tarik-menarik antar molekul. Jika molekul gas ini menabrak dinding wadahnya, molekul akan memindahkan momentum yang muncul dalam bentuk tekanan gas.
6. Molekul gas bergerak mengikuti hukum Newton tentang gerak Hokum Newton yang berlaku yakni Hukum II newton yang berbunyi “ semakin besar percepatan (a) maka gaya yg diberikan pada benda bermasa (m) akan semakin besar pula”
7. Energi kinetik rata-rata molekul gas sebanding dengan suhu mutlaknya 8. Pada suhu tertentu, molekul semua gas mempunyai energy kinetic yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar